Sabtu, 09 Februari 2013

0

Laporan Praktikum Bryophyta


A.    Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan lumut. Mengetahui ciri yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica serta mengetahui contoh tumbuhan lumut yang mewakili kelas musci dan hepatica.
B.     Dasar Teori
Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya  multiseluler (bersel banyak). Ciri – ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselum yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma (Izmiulfa, 2012).
Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersiar kemana mana. lumut itu dapat tumbuh di atas  tanah-tanah yang gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasing yang bergerak pun tumbuhan ini dapat hidup. Selain itu lumut dapat pula kita temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di rawa-rawa, tetapi jarang dalam air. Mengingat tempat tumbuhnnya yang bermacam-macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula (Kimball, 1987).
Tumbuhan lumut mempunyai daur hidup yang terdiri atas generasi sporofit (generasi yang menghasilkan spora) dan generasi gametofit (generasi yang menghasilkan gamet). Generasi gametofit tumbuhan lumut memiliki ukuran yang lebih besar sehingga dapat di amati dengan mata telanjang.  Perlu dikatahui juga bahwa generasi gametofit (haploid) erupakan generasi dominan pada tumbuhan lumut. Sporofit umumnya lebih kecil dan daur hidupnya lebih  singkat. Generasi gametofit : pembentukan gamet (tumbuhan lumut- arkegonium+anteridium-ovum+sperma-zigot). Generasi sporofit: pembentukan spora yaitu: sporogonium-spora–protonema (Prowel, 2010).
C.    Metode Percobaan
1.       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam percobaan ini adalah:
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan adalah pensil, papan seksi, pensil warna dan lup.
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: lumut daun (Pogonatum cirrhatum), (Andreae rupestris), (Funaria hygrometrica), (Polytrichum commune), (Sphagnum sp), (Marchanthia polymorpha).
2.      Cara Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan adalah:
a.       Mengambil sampel dan meletakkannya di atas papan seksi.
b.      Mengamati bagian-bagian dari lumut Bryophyta.
c.       Menggambarkan struktur dari lumut.
d.      Melakukan percobaan yang sama terhadap spesies lumut yang lain.
e.       Mengklasifikasikan spesies yang telah diamati.


3.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ini adalah:
Hari/tanggal  : Senin/ 14 Januari 2013
Pukul             : 15.00-17.00 wita
Tempat          : Laboraturium Biologi Dasar
                        Fakultas Sains dan Teknologi
                        Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                        Samata-Gowa
D.    Hasil Pembahasan
1.      Pogonatum Cirrhatum
Keterangan:
1.      Kaliptra
2.      Kapsul
3.      Filoid
4.      Batang
5.      Rhizoid















2.      Andreae rupestris
Keterangan:
1.      Kaliptra
2.      Kapsul
3.      Filoid
4.      Batang
5.      Rhizoid









3.      Funaria hygrometrica
Keterangan:
1.      Kaliptra
2.      Kapsul
3.      Daun
4.      Batang
5.      Rhizoid












4.      Polytrichum commune
Keterangan:
1.      Kaliptra
2.      Kapsul
3.      Setae
4.      Filoid
5.      Batang
6.      Rhizoid













5.      Sphagnum sp
Keterangan:
1.      Kalipra
2.      Kapsul
3.      Seta
4.      Filoid
5.      Batang
6.   Rhizoid








6.      Marchanthia polymorpha
Keterangan:
1.      Kalipra
2.      Kapsul
3.      Seta
4.      Filoid
5.      Batang
6.   Rhizoid













E.     Pembahasan
1.      Pogonatum Cirrhatum
a.       Morfologi
Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun yang kecil-kecil sehingga sering disebut lumut daun. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel yang pada lapisan atasnya mengandung banyak klorofil dan tersusun menurut panjang daun serta merupakan jaringan asimilasi.
Dari hasil pengamatan di dapat bagian kaliptra yang merupakan tudung bagian atas yang berfungsi untuk melindungi kapsul spora. Kapsul spora merupakan wadah atau tempat spora berkumpul. Filoid merupakan bagian dari lumut yang menyerupai daun. Batang pada tumbuhan lumut ini sudah bisa di bedakan walaupun sifatnya masih semu. Batang merupakan perantara lewatnya zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Rhizoid pada tumbuhan ini sudah ada dan berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spora tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.
d.      Peranan
Sebagai komponen pembentuk tanah gambut.
e.       Habitat
Hidup di rawa-rawa atau biasanya terdapat dalam air.
f.       Klasifikasi
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Musci
Ordo         : Bryales
Famili       : Politrichaceae
Genus       : Pogonatum
Species     : Pogonatum Cirrhatum          (Gembong, 1989)
2.      Andreae rupestris
a.       Morfologi
Tanaman ini merupakan tumbuhan yang berwarna hijau sampai kehitaman sehingga sering juga disebut rumput padat. Batangnya tegak dan percabangannya tidak teratur. Rhizoidnya merupakan bantalan yang berada di dasar untuk proses penyerapan unsur hara. Filoid sebagai bentuk yang menyerupai daun. Kapsul merupakan wadah untuk perkumpulan spora. Kalipra yang merupakan pelindung bagian atas dari kapsul.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
d.      Peranan
Sebagai komponen utama pembentuk tanah gambut.
e.       Habitat
Hidup dipermukaan batu di daerah pegunungan.
f.       Klasifikasi
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Musci
Ordo         : Andreales
Famili       : Andreaeaceae
Genus       : Andrea
Spesies     : Andrea rupestris        (Gembong, 1989)
3.      Funaria hygrometrica
a.       Morfologi
Funaria hygrometrica merupakan jenis umum dari lumut air yang tumbuh di tanah lembab, dinding lembab dan celah-celah batu. Morfologi dari tumbuhan ini adalah memiliki Kalipra untuk melindungi kapsul bagian atas. Kapsul sebagai tempat spora berkumpul. Daun atau seta merupakan bentuk yang menyerupai bentuk daun pada tumbuhan umumnya.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut: spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
d.      Peranan
Dapat digunakan sebagai perhiasan, dekorasi dan penghias ruangan.
e.       Habitat
Habitatnya berada di tempat yang lembab dan kurang terkena cahaya langsung.
f.       Klasifikasi
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Bryopsida
Ordo         : Funariales
Famili       : Funariaceae
Genus       : Funaria
Spesies     : Funaria hygrometrica           (Gembong, 1989)

4.      Polytrichum commune
a.       Morfologi
Secara morfologi tanaman ini memiliki bentuk tubuh yang menyerupai tanaman tingkat tinggi, memiliki daun semu. Terdapat kaliptra seta yang merupakan tangkai kaliptra serta rhizoid yang menyerupai akar.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Tumbuhan ini memiliki alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium, pada musci  alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung-ujung cabangnya.
d.      Peranan
Dapat menjadi bahan dalam pembentukan kasur dan sebagai bahan dekorasi atau perhiasan pada tanaman hias.
e.       Habitat
Hidup di lahan yang basah, lembab, pada bebatuan yang basah dan jarang terkena sinar matahari.
f.       Klasifikasi
Kingdom  :Fungi
Divisi        :Bryophyta
Class         :Polytricopsida
Ordo         :Polytrichales
Famili       :Polytrichaceae

Genus       :Polytricha
Spesies     :Polytricha commune              (Gembong, 1989)
5.      Sphagnum sp
a.       Morfologi
Secara morfologi lumut ini juga memiliki daun yang lebar berawarna hijau, pada bagian atas terdapat kaliptra , dan dibawahnay terdapat kapsul sebagai tempat penyimpanan spora, pada bagian bawahnya terdapat rhizoid.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Sistem reproduksi dari lumut ini, secara aseksula dan seksual dmana fase seksual lebih lama daripada fase aseksual, fase pertama yaitu fase gametofit, dmana gamet muda menghasilkan anteridium dan arkegonium kemudian terjadi ferilisasi, kemudian menghasilkan zigot , kemudian tumbuhan muda, dari sini dihasilkan spora dari kaliptra.
d.      Peranan
 Lumut ini memiliki peranan penting, dalam menjaga kelembapan udara dan pengikat air.
e.       Habitat
Lumut ini dapat ditemukan pada melekat pada cadas, dan ada yang melekat pada pepohonan.
f.       Klasifikasi
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Bryopsida
Ordo         : Sphagnales
Famili       : Sphagnaceae
Genus       : Sphagnum
Spesies     : Sphagnum sp             (Gembong, 1989)
6.      Marchanthia polymorpha
a.       Morfologi
Secara morfologi Merchantia polymorpha tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing yang lembab. Memiliki arkegoniofor sebagai penunjang untuk arkegonium, memiliki thallus berupa lembaran-lemabaran jaringan yang permukaan atasnya berbeda dengan permukaan bawahnya, permukaan atasnya memiliki struktur modular yang membentuk sel komples yang berfungsi fotosintesis.
b.      Anatomi
Memiliki kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c.       Reproduksi
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut: spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
d.      Peranan
Sebagai komponen pembentuk lahan gambut, sebagai bahan bakar dan dapat berperan sebagai perhiasan dekorasi.


e.       Habitat
Habitat berada di tempat yang sedikit terdapat sinar matahari dan pada daerah yang lembab.
f.       Klasifikasi
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Hepaticae
Ordo         : Marchantiales
Famili       : Marchantiae
Genus       : Marchantia
Spesies     : Marchantia polymorpha       (Gembong, 1989)
F.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: Ciri-ciri dari tumbuhan lumut adalah memiliki daun semu, batang semu, rhizoid, seta dan kaliptra serta ada beberapa lumut yang tidak memiliki bagian tersebut. Lumut berkembangbiak secara seksual dan aseksual, umumnya ditemukan di tempatyang lembab atau basah.
Hal utama yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica yaitu lumut hati atau hepatica memiliki bentuk yang menyerupai seperti thallus serta masih banyak yang menempel pada substratnya, sedangkan pada kelas musci tumbuhan ini sudah menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sudah memiliki daun semu, batang semu, dan terdapat kaliptra serta seta yang merupakan tangkai kaliptra.
Contoh yang mewakili lumut hati (hepatica) dan lumut daun (musci) antara lain, Marchantia poliymorpha, Polytrichum commune, Andreaaea petrophila, Pogonatum cirrathum, Funaria hygrometricum dan Sphagnum sp.
G.    Daftar Pustaka
Kimball,  John W. 1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Sianipar, Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: PUSTAKA BOOK PUBLISHER

Yani, Izmiulfa, 2012. Tumbuhan Lumut. http://biologid.blogspot.com/2012/02/
tumbuhan-lumut-bryophyta.html (17 Januari 2013)
Tjitrosoepomo Gembong. Taksonomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. 1989

0 komentar: