Sabtu, 09 Februari 2013

0

Laporan Praktikum Reaksi Perubahan Warna


A.    Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati dan mengenal reaksi perubahan warna pada protein dengan beberapa reagen uji.
B.     Dasar Teori
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah-buahan (Anna, 1994).
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict (Lehninger, 1982).
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning (Page, 1997).
C.    Metode Praktikum
1.      Alat dan Bahan
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: tabung reaksi, sikat tabung, pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: larutan protein (albumin putih telur, kasein, asam amino), fenol, NaOH, CuSO4, HNO3, millon, NaNO3, larutan ninhidrin, aquadest dan air kran.
2.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal  : Senin/ 14 Januari 2013
Waktu           : 13.00-15.00 Wita
Tempat          : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
                        Fakultas Sains dan Teknologi
                        Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                        Samata-Gowa
3.      Cara Kerja
a.       Uji Biuret
1.      Menuangkan 2cc larutan albumin di dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 cc NaOH dengan menggunakan pipet tetes.
2.      Menambahkan lagi 2-3 tetes larutan CuSO4, lalu di reaksikan.
3.      Mengamati perubahan warna yang terjadi.
4.      Melakukan perlakuan yang sama pada pepton, kasein, gliseril, tirosin dan fenol.
b.      Uji Xantoprotein
1.      Menuangkan 2 ml larutan pepton ke dalam tabung reaksi, kemudian menambahkan dengan 1 ml HNO3 pekat.
2.      Memanaskan di atas pembakar bunsen selama 1 menit.
3.      Menambahkan NaOH 40% ke dalam tabung perlahan-lahan.
4.      Melakukan penambahan sampai terjadi perubahan warna.
5.      Mengamati perubahan warna.
6.      Melakukan percobaan yang sama terhadap albumin, kasein, glisin, tirosin dan fenol.
c.       Uji Millon
1.      Menuangkan 2 ml pepton pada tabung reaksi.
2.      Menambahkan beberapa tetes Millon.
3.      Mereaksikannya dengan mengaduk sampai terdapat endapan putih.
4.      Memanaskan dengan menggunakan bunsen.
5.      Menambahkan NaNO3 setelah dingin.
6.      Mengamati perubahan warna.
7.      Melakukan percobaan yang sama pada albumin, kasein, glisin, tirosin dan fenol.
d.      Uji Ninhidrin
1.      Menuangkan 3 ml larutan protein pada tabung reaksi.
2.      Menambahkan 10 tetes larutan ninhidrin.
3.      Memanaskan 1-2 menit dengan menggunakan bunsen.
4.      Mendiamkan hingga dingin.
5.      Mengamati perubahan warna.
8.      Melakukan perlakuan yang sama pada kasein, glisin, tirosin dan fenol.
e.       Uji Sulfur
1.      Menuangkan 1 cc larutan protein pada tabung reaksi.
2.      Menambahkan dengan 1 cc NaOH 40%.
3.      Memanaskan selama 1 menit dengan menggunakan pembakar bunsen.


4.      Menambahakan 1 tetes Pb asetat.
5.      Mengamati perubahan warna yang terjadi.
6.      Melakukan hal yang sama pada kasein, glisin, tirosin dan fenol.
D.    Hasil Pengamatan
1.      Uji Biuret
No.
Nama Bahan Uji
Reaksi
+              -
Warna
1
Peptone   
Biru keunguan
2
Albumin
 
Ungu
3
Kasein
                   
Biru
4
Gliserin
                   
Coklat
5
Tirosin
                   
Biru
6
Fenol
                   
Biru





2.      Uji Xantoprotein
No.
Nama Bahan Uji
Reaksi
+              -
Warna
1
Peptone   
Biru keunguan
2
Albumin
 
Ungu
3
Kasein
                   
Biru
4
Gliserin
                   
Coklat
5
Tirosin
                   
Biru
6
Fenol
                   
Biru

3.      Uji Millon
No.
Nama Bahan Uji
Reaksi
+              -
Warna
1
Peptone   
Biru keunguan
2
Albumin
 
Ungu
3
Kasein
                   
Biru
4
Gliserin
                   
Coklat
5
Tirosin
                   
Biru
6
Fenol
                   
Biru


4.      Uji Ninhidrin
No.
Nama Bahan Uji
Reaksi
+              -
Warna
1
Peptone   
Biru keunguan
2
Albumin
 
Ungu
3
Kasein
                   
Biru
4
Gliserin
                   
Coklat
5
Tirosin
                   
Biru
6
Fenol
                   
Biru

5.      Uji Sulfur
No.
Nama Bahan Uji
Reaksi
+              -
Warna
1
Peptone   
Biru keunguan
2
Albumin
 
Ungu
3
Kasein
                   
Biru
4
Gliserin
                   
Coklat
5
Tirosin
                   
Biru
6
Fenol
                   
Biru

E.     Pembahasan
1.      Uji Biuret
Prinsip dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa CuSO4 pada suasana basa sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru ke unguan dan ungu.
Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi pada suhu yang tinggi. Fungsi dari reagen ini adalah untuk mendeteksi keberadaan asam amino dalam suatu sampel uji. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa albumin dan pepton berreaksi positif, hal ini di tunjukkan dengan warna yang dihasilkan yaitu ungu dan biru keunguan. Sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol berreaksi negatif dengan menunjukkan warna biru pada kasein, tirosin dan fenol sedangkan pada gliserin berwarna coklat. Uji ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menguji adanya protein dalam darah atau dalam urin seseorang.
2.      Uji Xantoprotein
Prinsip ini menggunakan prinsip nitrasi inti benzena oleh asam nitrat pekat, sehingga larutan dapat berwarna.
Reaksi yang terjadi pada uji xantoprotein menghasilkan turunan nitro benzena berwarna biru keunguan dan biru. Fungsi dari uji xantoprotein ini adalah untuk menguji keberadaan asam amino yang mengandung inti benzena pada gugus sampingnya, seperti: tirosin, triptofan dan fenilalanin. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh pepton dan albumin bereaksi positif, hal ini dibuktikan dengan hasil reaksi yang berwarna biru keunguan untuk reaksi pada pepton dan ungu pada reaksi albumin. Sedangkan kasein, tirosin dan fenol bereaksi positif dengan warna biru dan gliserin bereaksi negatif dengan berwarna coklat. Uji xantoprotein ini dapat di gunakan dalam menguji kandungan asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin atau asam amino yang mengandung inti benzena pada gugus sampingnya dalam suatu protein.
3.      Uji Millon
Uji Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jika larutan ini ditambahkan protein yang mengandung asama amino dengan rantai samping gugus fenolik, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna putih yang dapat berubah menjadi merah ketika di panaskan.
Endapan yang dibentuk setelah penambahan reagen millon pada larutan protein, dimana Hg yang larut pada NaNO3 akan teroksidasi menjadi Hg+. Ion ini kemudian akan membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin. Untuk membuktikan kandungan asam amino dengan uji Millon diperoleh bahwa albumin berwarna ungu dan menghasilkan endapan sedangkan pepton berwarna biru keunguan tanpa endapan. Untuk percobaan terhadap kasein, tirosin dan fenol menghasilkan reaksi negatif dengan warna biru dan gliserin dengan warna coklat, hal ini seharusnya menunjukkan adanya reaksi positif tetapi hasil yang di peroleh adalah negatif. Hasil yang negatif ini peroleh dengan penambahan millon yang terlalu banyak.
4.      Uji Ninhidrin
Pada uji ninhidrin pepton dan albumin menghasilkan reaksi positif dengan membentuk warna biru keunguan dan ungu. Sedangkan pada kasein, tirosin dan fenol terjadi reaksi negatif dengan warna biru dan coklat untuk gliserin. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat. Berdasarkan hasil reaksi positif yang diperoleh telah membuktikan bahwa pepton dan albumin dapat bereaksi dengan ninhidrin sehingga pepton dan albumin memiliki gugus amino bebas. Sedangkan uji kasein, tirosin, fenaol dan gliserin menghasilkan reaksi yang negatif, hal ini menandakan bahwa penambahan ninhidrin yang berlebihan dapat membuat warna menjadi lebih pekat. Dan dapat simpulkan bahwa uji ninhidrin dapat digunakan dalam penentuan asam amino secara kuantitatif.
5.      Uji Sulfur
Uji ini digunakan untuk menentukan adanya senyawa belerang atau sulfur pada asam amino yang berupa sistin dan metionin. Larutan yang positif mengandung gugus belerang ditandai dengan perubahan warna ataupun endapan berwarna hitam. Berdasarkan hasil percobaan di peroleh bahwa pepton dan albumin terjadi reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol terjadi reaksi negatif.
Dengan demikian albumin dan pepton mengandung sistin dan mentionin yang merupakan asam amino yang mengandung gugus belerang (S). Endapan yang dihasilkan adalah PbS yang merupakan hasil reaksi antara Pb asetat dengan asam amino. Peran NaOH adalah untuk memutuskan ikatan S, sehingga S dapat berikatan dengan Pb asetat membentuk PbS atau endapan. Sedangkan Pb berperan sebagai donor untuk Pb+.
F.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah dari percobaan yang dilakukan untuk membuktikan kandungan asam amino dengan melakukan uji biuret : pepton dan albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Xantoprotein diperoleh bahwa pepton dan albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Millon diperoleh bahwa pepton dan albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Ninhidrin diperoleh bahwa pepton dan albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Sulfur diperoleh bahwa pepton dan albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Protein dan asam amino  memberikan reaksi yang khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya.
G.    Kesimpulan
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Page, D.S. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga


0 komentar: