Sabtu, 09 Februari 2013

0

Mamalia Presentasi


Mamalia
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau “berdarah panas”. Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat.
Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus mamalia
Evolusi mamalia yang paling awal belangsung mulai beberapa jalur yang berbeda. Dari kelompok tersebut hanya tiga yang sampai sekarang masih hidup, yaitu:
1. Monotremata, mamalia yang bertelur (sub kelas Prototheria)
2. Marsupiala, mamalia berkanting (sub kelas Metatheria)
3. Mamalia berplasenta (sub kelas Eutheria)
Masing-masing dibedakan dari cara mereka merawat anak selama perkembangan embrio. Monotremata tetap bertelur seperti moyang terapasidanya. Platipus paruh bebek dan pemakan semut berduri adalah satu-satunya monotremata yang ada di bumi sekarang.
Pada marsupiala, anak bertahan untuk jangka waktu yang pendek di dalam saluran reproduksi induk. Selama waktu yang pendek ini, makanan diperoleh dari kuning telur yang tumbuh di dalam dinding uterus. Tetapi, anak itu dilahirkan pada tahap perkembangan yang sangat awal. Anak itu kemudian merayap kedalam kantung yang terdapat di perut induknya dan melekatkan diri pada puting yang mengeluarkan air susu. Disini perkembangan diselesaikan.
Mamalia berplasenta mempertahankan anaknya didalam uterus induk sampai berkembang baik. Kuning hanya sedikit di dalam telur, tetapi membran ekstra embrionik itu membentuk tali pusar dan plasenta sehingga anak yang sedang bertumbuh itu mendapat makanannya langsung dari induknya.
Mamalia memliki integumen yang terdiri dari 3 lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.
Mamalia di kelompokan kedalam banyak Ordo diantaranya sebagai berikut :
  1. 1. Monotremata mamalia berparuh dan bertelur, tidak memiliki putting susu, dan menyedot susu dari bulu induknya, misalnya : platypus (Ornithorynchus anatinus)/ cungur bebek, echidna
Kingdom     :  Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Ordo           : 
Monotremata
Famili         : 
Ornithorhynchidae
Genus         :  Ornithorhynchus
Spesies       :  Ornithorynchus anatinus
  1. 2. Marsupialia atau Diprotodontia mamalia berkantung, perkembangan embrionik diselesaikan dalam kantung marsupial, misalnya : kanguru (Marcropus sp)
Kingdom     :  Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Subkelas     : 
Marsupialia
Ordo           : 
Diprotodontia
Subordo      : 
Macropodiformes
Famili         : 
Macropodidae
Genus         : 
Macropus sp
  1. 3. Artiodactyla mamalia yang memiliki kuku dengan jumlah jari kaki yang genap pada masing-masing kaki, herbivore, misalnya : domba peliharaan (Ovis aries), rusa
Kingdom     :  Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Ordo           : 
Artiodactyla
Famili         : 
Bovidae
Subfamili     : 
Caprinae
Genus         : 
Ovis
Spesies       : 
Ovis aries
  1. 4. Carnivora mamalia pemakan daging, memilki gigi tajam, runcing dan geraham untuk merobek, misalnya : harimau (Panthera sp), anjing, musang
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mammalia
Ordo          :  Carnivora
Famili         :  Panthera
Spesies       :  Panthera sp

  1. 5. Cetacea mamalia yang hidup di laut dengan badan berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada tungkai belakang serta lapisan tebal lemak sebagai insulasi, misalnya : ikan paus (Balaenoptera omurai), lumba-lumba
Kingdom     :  Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Subkelas     : 
Eutheria
Ordo           : 
Cetacea
Upaordo     : 
Mysticeti
Famili         : 
Balaenoptiidae
Genus         : 
Balaenoptera
Spesies       :  Balaenoptera omurai
  1. 6. Chiroptera mamalia yang memiliki kaki seperti sayap atau bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hingga tungkai depan bagian belakang,  misalnya : kelelawar (Pteropus vampeirus)
Kingdom     :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas          :  Mamalia
Ordo           :  Chiroptera
Famili         :  Pteropidae
Genus         :  Pteropus
Species       :  Pteropus vampeirus
  1. 7. Edentata mamalia yang memiliki geligi tereduksi atau tidak ada sama sekali, misalnya : Armadillo, kukang
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mamalia
Ordo          :  Edentata
Famili         :  Dasypodidae


  1. 8. Insectivora atau Soricomorpha mamalia pemakan serangga, misalnya : tikus cerurut (Crocidura mutina), landak
Kingdom     :  Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Ordo           : 
Soricomorpha
Famili         :  Soricidae
Genus         :  Crocidura
Spesies       :  Crocidura mutina
  1. 9. Lagomorpha mamalia yang memiliki gigi seri mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri atau lebih mirip pahat, kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki depan dan diadaptasikan untuk berlari dan melompat, misalnya : Kelinci (Lepuhnigri collis)
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mammalia
Ordo          :  Lagomorpha
Famili         :  Leporidae
Genus         :  Lepuhnigri
Spesies       :  Lepuhnigri collis
10. Perissodactyla mamalia berkuku dan berjari kaki ganjil, herbivore, misalnya : Kuda (Equus
Caballus, zebra, tapir
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mammalia
Ordo          :  Perissodactyla
Famili         :  Equidae
Genus         :  Equus
Spesies       :  Equus caballus


11. Primata mamalia dengan ibu jari berhadapan dan yang memiliki anggota gerak yang panjang, mata yang menghadap kedepan, korteks serebral yang berkembang baik, omnivore,  misalnya : monyet (Macaca mulatta), lemur, orang utan
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mamalia
Ordo          :  Primata
Famili         :  Cercopithecidae
Genus         :  Macaca
Spesies       :  Macaca mulatta

12. Proboscidea mamalia berotot dan badan panjang, misalnya : Gajah (Elephantidae elephas)
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Chordata
Subfilum     :  Vertebrata
Kelas         :  Mamalia
Ordo          :  Proboscidea
Famili         :  Elephantidae
Genus         :  Elephantidae
Spesies       :  Elephantidae elephas
13. Rodentia mamalia pengerat yang memiliki gigi seri seperti pahat yang tumbuh terus-menerus, misalnya : berang-berang (Castor sp), tikus mencit, kelinci
Kingdom    :  Hewan
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mamalia
Ordo          :  Rodentia
Famili         :  Castoridae
Genus         :  Castor
Spesies       :  Castor sp




14. Sirenia mamalia herbivora akuatik, memiliki tungkai mirip sirip, dan tidak ada kaki belakang,  misalnya : sapi laut/dugong (Dugong dugong),
Kingdom     :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas          :  Mamalia
Ordo           :  Sirenia
Famili         :  Dugongidae
Genus         :  Dugong
Spesies       :  Dugong dugong






15. Herbivora mamalia pemakan tumbuhan, misalnya : sapi (Bos taurus)
Kingdom     : 
Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Ordo           : 
Artiodactyla
Famili         : 
Bovidae
Subfamili     : 
Bovinae
Genus         : 
Bos
Spesies       :  Bos Taurus
16. Omnivora atau 
Artiodactyla mamalia pemakan segala : babi hutan (Sus scrofa)
Kingdom     : 
Animalia
Filum          : 
Chordata
Kelas          : 
Mammalia
Ordo           : 
Artiodactyla
Famili         : 
Suidae
Genus         : 
Sus
Spesies       :  Sus scrofa


17. Scandentia, misalnya : tupai (Tupaia javanica)
Kingdom     :  Animalia
Filum          :  Chordata
Kelas         :  Mammalia
Ordo          :  Scandentia
Famili         :  Tupaiidae
Genus         :  Tupaia
Spesies       :  Tupaia javanica
18. Polidota mamalia berbisik dan tidak bergigi, misalnya : Tringgiling (Manis javanica)
Kingdom     :  Animalia
Filum          :  Chordata
Subfilum     :  Vertebrata
Kelas          :  Mamalia
Subkelas     :  Eutheria
Ordo           :  Polidota
Famili         :  Manidae
Genus         :  Manis
Spesies       :  Manis javanica




19. Dermoptera mamalia bersayap kulit dengan sayap mirip pada kelelawar, misalnya Lemur (Cyanocephalus volans), Galeopithecus
Kingdom     :  Animalia
Phylum       :  Chordata
Subfilum     :  Vertebrata
Kelas          :  Mamalia
Subkelas     :  Eutheria
Ordo           :  Dermoptera
Familia        :  Cyanocephalidae
Genus         :  Cyanocephalus
Spesies       :  Cyanocephalus volans
sumber : Irwanalyani blog's

Nama latin tulang di tengkorak
Tulang dahi : frontal
Tulang ubun-ubun: parietal
Tulang kepala belakang: osipital
Tulang pelipis : temporal
Tulang pipi : zigomatik
Tulang baji : sphenoid
Tulang rahang bawah : mandibula
Tulang rahang atas : maksila
Tulang air mata : lakrimal
Tulang idung : nasal

Nama Latin Tulang di Rusuk
Kepala tulang dada : manubrium
Badan tulang dada : korpus
Taju pedang : xiphoid prosesus
Tulang selangka : klavikula
Tulang belikat : skapikula

Nama Latin Tulang di Lengan
Tulang lengan atas : humerus
Tulang pengumpil : radius
Tulang hasta: ulna
Tulang pergelangan tangan : karpus
Tulang telapak tangan : metakarpus
Tulang jari-jari tangan : falanges

Nama Latin Tulang di Pinggul
Tulang usus : ilium
Tulang kemaluan : pubis
Tulang duduk : iscium

Nama Latin Tulang Anggota Gerak Bawah
Tulang paha : femur
Tulang tempurung lutut : patela
Tulang kering : tibia
Tulang betis : fibula
Tulang pergelangan kaki : tarsus
Tulang telapak kaki : metatarsus
Tulang jari-jari kaki : falanges (sama dengan jari-jari pada tangan)
milzam sutisna

0 komentar:

0

Nama Tulang Beserta nama Latinnya


Nama latin tulang di tengkorak
Tulang dahi : frontal
Tulang ubun-ubun: parietal
Tulang kepala belakang: osipital
Tulang pelipis : temporal
Tulang pipi : zigomatik
Tulang baji : sphenoid
Tulang rahang bawah : mandibula
Tulang rahang atas : maksila
Tulang air mata : lakrimal
Tulang idung : nasal
Nama Latin Tulang di Rusuk
Kepala tulang dada : manubrium
Badan tulang dada : korpus
Taju pedang : xiphoid prosesus
Tulang selangka : klavikula
Tulang belikat : skapikula

Nama Latin Tulang di Lengan
Tulang lengan atas : humerus
Tulang pengumpil : radius
Tulang hasta: ulna
Tulang pergelangan tangan : karpus
Tulang telapak tangan : metakarpus
Tulang jari-jari tangan : falanges

Nama Latin Tulang di Pinggul
Tulang usus : ilium
Tulang kemaluan : pubis
Tulang duduk : iscium

Nama Latin Tulang Anggota Gerak Bawah
Tulang paha : femur
Tulang tempurung lutut : patela
Tulang kering : tibia
Tulang betis : fibula
Tulang pergelangan kaki : tarsus
Tulang telapak kaki : metatarsus
Tulang jari-jari kaki : falanges (sama dengan jari-jari pada tangan)

0 komentar:

0

Belut


BELUT
Belut dimasukkan dalam kelas Pisces, namun perbedaannya jauh dari kelas Pisces. Tubuhnya seperti ular, yaitu gilig (silindris) memanjang. Belut tidak memiliki sirip dada dan sirip pungggung. Sirip duburnya telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan kulit tanpa adanya penyangga jari-jari keras atau lemah. Sementara sirip dada dan sirip punggung hanya berbentuk semacam guratan kulit yang halus. Bentuk ekor pendek dan tirus, badan lebih panjang dari ekornya. Panjang tubuh dapat mencapai 90 cm.
Tubuh belut tidak bersisik. Tubuhnya hanya dilapisi kulit yang hampir seperti plastik. Kulit belut berwarna kuning kecokelatan ketika masih muda dan menjadi agak kecokelatan gelap bila sudah lebih dewasa. Kulit terlihat berkilau dan terasa licin bila dipegang, karena adanya cairan lendir yang menyelimuti permukaannya. Gurat sisi tampak jelas yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan belut.
Klasifikasi :
Kingdom                      : Animalia
Subkingdom                : Metazoa
Filum                           : Chordata
Kelas                           : Pisces
Subkelas                      : Teleostei
Ordo                            : Synbranchoidae
Famili                          : Synbranchidae
Genus                          : Monopterus
Spesies                         : Monopterus albus

Sumber: Ardiyan Taufik & Cahyo Saparinto, “Usaha Pembesaran Belut”, Penebar Swadaya.

0 komentar:

0

Taksonomi Tumbuhan Rendah


Taksonomi Tumbuhan Rendah

Tatanama Tumbuhan
1.     Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2.     Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3.     Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4.     Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
5.     Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6.     Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7.     Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8.     Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang.
9.     Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10.                        Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.

Klasifikasi
1.     Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
2.     Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
3.     Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
4.     Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5.     Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6.     Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7.     Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8.     Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9.     Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10.                        Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.

Identifikasi
1.     Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
2.     Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
3.     Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
4.     Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5.     Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6.     Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7.     Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8.     Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9.     Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
10.                        Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

ALGAE
Taksonomi Algae
1.     Linnaeus membagi Cryptogamae menjadi 4 bangsa yaitu: Filices, Musci, Algae dan Fungi.
De Jussieu membagi tumbuhan menjadi 3 golongan, Acotyledoneae, Monocotyledoneae, Dicotyledoneae.
2.     Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta.
3.     Thallophyta yang terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
4.     Dipermasalahkan mengenai keabsahan (validitas) dari Thallophyta.
Algae dan Fungi mempunyai kesamaan ciri-ciri yang digunakan untuk memisahkan keduanya dari tumbuhan lain, atas dasar kesamaan ini dipertanyakan apakah fungi berasal dari algae? dalam kenyataan, tidak satu fungi pun berasal dari algae. Dengan demikian divisi Thallophyta tidak dapat dipertahankan, sehingga bukan merupakan divisi yang valid. Sebaiknya Algae dan Fungi ditempatkan dalam satu atau lebih divisi.
5.     Ciri-ciri yang akan digunakan sebagai dasar untuk memberi definisi algae:
1.     menurut Fritsch (1935): Algae harus holofitik yang gagal mencapai ciri deferensiasi Archegoniatae.
2.     Smith (1955 ) mendasarkan pada struktur organ seksualnya.
6.     Sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama Chlorophyllaceae.
Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas Xanthophyceae.
Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme yang bersifat algae sejati.
7.     Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
1.     pigmentasi,
2.     hasil fotosintesis,
3.     flagelasi,
4.     sifat fisik dan kimia dinding sel,
5.     ada atau tidak adanya inti sejati.

Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
8.     Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1.     Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2.     Bentuk multiseluler:
1.     a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2.     Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3.     Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4.     Bentuk sifon/pipa.
5.     Pseudoparenkhimatik
9.     Reproduksi
1.     Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
2.     Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
3.     Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
10.                        Pergantian keturunan
1.     Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
2.     Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.

Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Cyanophyta
I. Divisi Chlorophyta
Ciri-ciri
1.     Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2.     Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3.     Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.
4.     Sel berinti sejati, satu atau lebih.
5.     Sel kembara mempunyai 2 atau 4 flagela sama panjang, bertipe whiplash.
6.     Dinding sel mengandung selulose.
7.     Bentuk talus/struktur vegetatif
1.     uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
2.     uniseluler nonmotil/kokoid: Chlorella sp.
3.     koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
4.     koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
5.     palmeloid: Tetraspora sp.
6.     dendroid: Prasinocladus sp.
7.     berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
8.     tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
9.     heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
10.                        berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
11.                        lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
12.                        berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
13.                        berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.
Perkembangbiakan
1.     secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2.     secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora.
3.     secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Chloropyceae dan Charophyceae
Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 12 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales) Cladophorales, Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, Dasycladales dan Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volovocales sering disatukan menjadi satu bangsa, yaitu Volvocales dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan Volvocales. Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa kedua bangsa tersebut hanya mempunyai perbedaan kecil saja.
Tempat hidup
Sebagian besar ± 90% merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).
Charophycaea
1.     Tubuh merupakan talus yang tegak, beruas dan berbuku-buku dan bercabang. Cabang yang pertumbuhannya tak terbatas keluar dari buku-buku tersebut dan dari setiap buku keluar cabang yang pertumbuhannya terbatas, yaitu cabang lateral (filoid) yang letaknya melingkari buku tersebut. Tubuh ini sering diliputi oleh CaCO3.
2.     Reproduksi.
1.     secara seksual: dilakukan dengan oogami. Alat kelamin betina dikelilingi benang-benang steril yang letaknya melingkar hingga membentuk spiral. Alat kelamin jantan, terdiri dari satu sel, masing-masing anteridium disatukan dalam filamen yang uniseriate dan dibungkus oleh selubung yang terdiri dari 8 sel.
2.     secara vegetatif: dengan membentuk bintang-bintang amilum dan bulbus.
Dengan melihat struktur alat kelamin dan adanya stadium protenema dalam perkembangan zigot, struktur vegetatif dari tubuhnya, maka beberapa ahli mengatakan bahwa kedudukan Chara berada antara Thallophyta dan Bryophyta. Jenis-jenis yang masih hidup adalah Chara spp dan Nitella spp kesemuanya hidup di air tawar.
II. Divisi Phaeophyta
Hanya terdiri dari satu kelas : Phaeophyceae
Ciri-ciri
1.     Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin.
2.     Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
Reproduksi
Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.
Daur hidup
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum sp.)
Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.
III. Divisi Rhodophyta
Hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae.
Ciri-ciri
1.     Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen.
Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela.
2.     Pigmen
Khlorofil: terdiri dari khlorofil a dan d.
Fikobilin: fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris.
- karoten
Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
3.     Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan terdapat diluar khloroplas.
4.     Talus
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe talus: monoaksial dan multiaksial.
Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan polispora.
Pergantian keturunan
Pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik.
1.     Bifasik: inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
2.     Trifasik: inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.


0 komentar: