Jumat, 25 Januari 2013

0

Makalah Translasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Prosesproses translasi (inisiasi, elongasi, dan terminasi) pada bakteria dan eukariot. Walaupun arsitektur ribosom bakteria dan eukariot mirip, ada perbedaan jelas dalam hal cara bagaimana translasi dilakukan oleh dua kelompok organisme ini. Perbedaan yang paling penting terjadi pada tahap awal translasi (pembentukan kompleks inisiasi translasi), yaitu ketika ribosom mengikat pada mRNA, tepatnya pada posisi sebelah hulu (upstream) kodon inisiasi.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah disusun adalah:
1.      Proses terjadinya translasi?
2.      Tahap inisiasi translasi pada bakteri?
3.      Tahap inisiasi translasi pada eukariot?
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk dapat memberikan wacana bagi pembaca tentang proses terjadinya translasi, tahap inisiasi translasi pada bakteri dan juga pada eukariot. Disamping itu makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Proses Terjadinya Translasi
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak asam amino yang dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon. Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA.
2.2  Tahap Inisiasi Pada Bakteri
Proses inisiasi diawali ketika subunit kecil ribosom, bersamaan dengan faktor inisiasi IF3 mengikat pada situs pengikatan ribosom (ribosome binding site), juga dikenal sebagai urutan ShineDalgarno (ShineDalgarno sequence). Urutan ShineDalgarno ini, yang mempunyai urutan konsensus 5′AGGAGGU3′ pada E. Coli. Urutan ShineDalgarno terletak kurang lebih 3–10 basa di sebelah hulu kodon inisiasi (titik awal translasi). Situs pengikatan ribosom ini komplemen dengan daerah ujung 16S rRNA. Selain mengikat situs pengikatan ribosom, subunit kecil ribosom juga mengikat kodon inisiasi. Kodon inisiasi biasanya adalah 5′AUG3′, yang menyandi metionin, walaupun kadangkadang kodon 5′GUG3′ and 5′UUG3′ juga digunakan sebagai kodon inisiasi. Ketiga kodon ini dikenali oleh tRNA inisiator yang sama. Pada awalnya tRNA inisiator mengikat metionin, selanjutnya metionin tersebut dikonversi menjadi Nformilmetionin.
tRNAiMet inisiator dibawa ke subunit kecil ribosom oleh faktor inisiasi kedua, IF2, bersama molekul GTP (molekul sebagai sumber energi pada tahap akhir inisiasi). Perlu diingat bahwa tRNAiMet hanya dapat mengenali kodon inisiasi, tRNAiMet tidak dapat mengenali kodon 5′AUG3′ internal pada mRNA. Tahap inisiasi translasi diakhiri setelah faktor inisiasi, IF1, mengikat kompleks inisiasi ini. Peran faktor inisiasi IF1 tidak jelas, tetapi diduga memicu perubahan konformasi kompleks inisiasi sehingga memungkinkan subunit besar ribosom menempel pada kompleks ini. Penempelan subunit besar, membutuhkan energi yang diperoleh dari hidrolisis GTP, menyebabkan pelepasan faktor-faktor inisiasi translasi.
2.3  Proses Inisiasi Pada Eukariot
Oleh karena hanya sedikit mRNA eukariot yang mempunyai situs pengikatan ribosom, maka pengikatan awal subunit kecil ribosom terjadi pada ujung 5′ mRNA dan kemudian melakukan pergeseran posisi (scanning) sampai mencapai kodon inisiasi. Proses ini memerlukan banyak faktor inisiasi dan beberapa faktor inisiasi ini masih belum diketahui fungsinya.
Tahap pertama meliputi pembentukan kompleks preinisiasi (preinitiation complex). Struktur ini terdiri dari subunit 40S ribosom, ‘ternary complex' yang tersusun dari faktor inisiasi eIF2 yang terikat tRNAMet inisiator, molekul GTP, dan tiga faktor eIF1, eIF1A, eIF3. Seperti pada bakteria, tRNA inisiator ini tidak mengenali kodon internal 5′AUG3′. Berbeda dengan bacteria, tRNA inisiator eukariot diaminoasetilasi dengan metionin normal, bukan oleh Nformilmetionin.
Kompleks preinisiasi selanjutnya bergabung dengan ujung 5′ the mRNA. Tahap ini memerlukan kompleks pengikatan tudung (cap binding complex), kadangkadang disebut eIF4F, yang terdiri dari faktor inisiasi eIF4A, eIF4E dan eIF4G. Faktor inisiasi eIF4G berfungsi sebagai jembatan antara eIF4E (yang terikat pada tudung) dan eIF3 (yang terikat pada kompleks preinisiasi) (Hentze, 1997). Hasil dari tahap ini adalah kompleks preinisiasi menjadi terikat pada daerah ujung 5′ mRNA. Pengikatan ini juga dipengaruhi oleh ekor poli (A) ujung 3′ mRNA. Interaksi ini diduga dimediasi oleh protein PADP (polyadenylatebinding protein), yang terikat pada ekor poli(A).
Setelah kompleks preinisiasi mengikat ujung mRNA, kompleks ini sekarang disebut kompleks inisiasi (initiation complex), harus menggeserkan posisinya (scanning) sepanjang mRNA sampai mencapai kodon inisiasi. Daerah yang harus dipindai (scanning) ini, disebut daerah leader mRNA eukariotik, panjangnya dapat beberapa puluh, atau bahkan ratusan nukleotida dan seringkali mengandung daerah yang membentuk struktur tusuk konde (hairpins) dan struktur pasangan basa lain. Ada dugaan, struktur tersebut dihilangkan oleh kombinasi faktor inisisiasi eIF4A dan eIF4B. Faktor inisiasi eIF4A, dan mungkin juga eIF4B, mempunyai aktivitas helikase yang dapat memutuskan ikatan basa intramolekuler mRNAhas sehingga dapat melapangkan jalan kompleks inisiasi. Kodon inisiasi, yang biasanya 5′AUG3′ pada eukariot, dapat dikenali sebab urutan ini terdapat dalam urutan konsensus pendek, 5′ACCAUGG3′, yang dikenal sebagai konsensus Koza (Kozak consensus).
Ketika kompleks inisiasi telah menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan mengikat kompleks inisiasi ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP dan pelepasan faktorfaktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada tahap ini adalah eIF5 (yang membantu pelepasan faktorfaktor inisiasi lain) dan eIF6 (yang bergabung dengan subunit besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada subunit kecil di dalam sitoplasma).
















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah: proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Selain mengikat situs pengikatan ribosom, subunit kecil ribosom juga mengikat kodon inisiasi. Ketika kompleks inisiasi telah menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan mengikat kompleks inisiasi ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP dan pelepasan faktorfaktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada tahap ini adalah eIF5 (yang membantu pelepasan faktorfaktor inisiasi lain) dan eIF6 (yang bergabung dengan subunit besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada subunit kecil di dalam sitoplasma).
3.2  Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan. Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang translasi pada mata kuliah biokimia.








DAFTAR PUSTAKA


0 komentar:

0

Tugas Biokimia Glikolisis, Glikogenolisis dan Glukoneogenesis



TUGAS BIOKIMIA
GLIKOGENESIS, GLIKOGENOLISIS dan GLUKONEOGENESIS



Disusun oleh      : Windy Sahar
Nim                    : 60300111070


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013





SOAL

1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan glikogenesis?
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan glikogenolisis?
3.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan glukoneogenesis?

JAWABAN

1.      Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada pada persendian konstan gula darah untuk energi.
Glikogenesis adalah sintesis protein dari glukosa, seperti yang di temukan pada otot, tempat glukosa di simpan sebagai glikogen.
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
2.      Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim fosforilase, fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam satu persatu untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung pada proses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar, tetapi jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna. Meskipun pada hewan, glikogen tidak pernah kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi glikogen baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85% D-glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas.
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal, mengkonversi metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi glukosa. Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di dalam darah sangat penting bagi beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahan bakar yang wajib tersedia, misalnya otak dan eritrosit.
Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur Embeden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil pada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui piruvat pada hewan aerobik sel dan tumbuhan.
Glukosa dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebut berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob) mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.
3.      Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat, terkecuali:

Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP → Piruvat + ATP
Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP → Fruktosa-1,6-BPt + ADP
Glukosa + Heksokinase + ATP → Glukosa-6P + ADP

Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.
Proses Glukoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati.
Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikandari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.
•      Glukosa + ATP → heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP 
•      Fruktosa-6-posfat + ATP fosforuktokinase → fruktosa 1,6 diposfat +  ADP
•       Fosfoenol piruvat  + ADP piruvatkinase → asam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :
Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.
a.       asam piruvat + CO2+ ATP + H2O asam oksalo asetat +ADP + Fosfat + 2H+
b.      oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat +guanosin difosfat + CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi(b) menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b) ialah : asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenol piruvat + ADP +GDP + fosfat+ 2H+
Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisisoleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.
fruktosa-1,6-difosfat + H2O ↔ fruktosa-6-fosfat + fosfat.
Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalisglukosa-6-fosfatase.glukosa-6-fosfat + H2O ↔ glukosa + fosfat

0 komentar:

Jumat, 11 Januari 2013

0

Laporan Schizophyta


LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Botani Tumbuhan Rendah dengan judul “Schizophyta” yang disusun oleh:
Nama                        : Windy Sahar
NIM              : 60300111070
Jurusan          : Biologi
Telah di periksa dan dikonsultasikan pada asisten/koordinator asisten dan dinyatakan dapat diterima.
                                                                      Gowa, 02 Januari 2013
Koordinator Asisten                                                               Asisten


Sarah Shakina, S.Si                                                                 HAJRAH

      Dosen Penanggung Jawab


            Iwan, S.Si., M.Pd






A.    Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri organisme yang tergolong bakteri dan ganggang hijau-biru, mengetahui bentuk-bentuk sel bakteri dan ganggang hijau-biru serta mengenal beberapa organisme yang tergolong kedalam bakteri dan organisme yang tergolong ganggang hijau-biru.
B.     Dasar Teori
Bakteri adalah makhluk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapat berbentuk batang, spiral, atau bola. Bentuk tubuh ini dapat dijadikan dasar klasifikasi bakteri. Sekumpulan bakteri dapat membentuk koloni. Contohnya, pada makanan yang telah busuk, koloni bakteri dapat terlihat dalam bentuk cairan kental, lengket seperti lendir yang berwarna putih kekuningan. Bakteri tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Dinding sel dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Belum terdapat plastida dan zat warna. Sebagian bakteri ada yang mempunyai karotenoida.
Jika bakteri cocus membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua dua, disebut diplococus, contohnya, Diplococus bacillus. Jika selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris seperti rantai, disebut streptococus, misalnya, Spirillum.Jika selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel, disebut tetracocus (Pediococcus cerevisiae). Jika selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur, disebut stafilcocus, misalnya, Staphylococcus aureus. Jika selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola teratur membentuk penataan seperti kubus, disebut sarkina, misalnya, Sarcina ventriculi. Bakteri yang berbentuk spiral biasanya tidak berkelompok. Spirillum dibedakan menjadi: bentuk spiral (berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran) misalnya, Spirillum minor. Koma (berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran, pendek, dan tidak lengkap) misalnya, Vibrio comma. Spiroseta (berupa spiral yang halus dan lentur) misalnya, Treponema pallidium. Pada fase tertentu, bakteri tersebut dapat membentuk rambut-rambut plasma yang dapat menembus dinding plasma. Jumlah flagel dapat berbeda-beda, misalnya, monorik(satu flagel pada salah satu kutubnya), subpolar(dua flagel masing-masing di bawah kutubnya), lofotrik(ada seberkas flagel pada salah satu kutubnya), dan peritrik yaitu flagel menyebar di seluruh permukaan sel.
Ganggang hijau-biru memiliki ciri-ciri pada umumnya tidak bergerak karena tidak memiliki bulu cambuk, kalau pun bergerak hanya bergerak merayap atau meluncur pada alas yang basah. Contohnya pada Oscillatoria. Perkembangbiakan hanya secara vegetatif yaitu membelah diri dan kalau secara generatif belum pernah ditemukan. Bentuk ganggang hijau-biru bisa berupa sel tunggal atau koloni berbentuk benang contohnya Chroococcus turgidus, Gloeocapsa sanguinea, Nostoc, Anabaena cycadae, Anabaena azollae.
C.    Metode Praktikum
Adapun metode praktikum yang dilakukan dalam praktiku ini adalah:
1.      Bintil akar
a.       Mengiris bintil akar dengan menggunakan silet setipis mungkin.
b.      Meletakkan irisan bintil akar pada kaca preparat.
c.       Meneteskan aquadest dengan menggunakan pipet pada irisan bintil akar dan menutupnya dengan deck glass.
d.      Mengamati dan menggambar sel bakteri yang terdapat pada bintil akar.
e.       Melakukan percobaan yang sama terhadap bintil akar kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang, pakis haji dan pada tumbuhan Azzolla pinata.
2.      Pengamatan Sel Ganggang Hijau-Biru
a.       Mengambil air genangan berwarna hijau dengan menggunakan pipet.
b.      Teteskan 1-2 tetes air genangan pada kaca preparat kemudian menutupnya dengan deck glass.
c.       Mengamati sel ganggang yang terdapat dalam air genangan kemudian menggambarkan hasil pengamatan.
d.      Melakukan pengamatan yang sama pada selaput lendir.
D.    Hasil Pengamatan
1.      Bintil Akar Kacang Hijau (Vigna radiata)
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba : Anabaena sp
Keterangan:
1.      Streptococcus
2.      Tetracoccus
3.      Akinet
4.      Heterocyst
5.      Sel vegetatif (baeost)

2.      Air Genangan Berwarna Hijau
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba : Chroococcus sp
                                                     Keterangan:
1.      Tetracoccus
2.      Streptobacillus
3.      Vibrio
4.      Akinet
5.      Heterocyst
6.      Sel vegetatif (baeost)



3.      Selaput Lendir
Perbesaran 4 x 0,10
Nama Mikroba : Gleocapsa sp    
                                                     Keterangan:
1.      Monococcus
2.      Diplococcus
3.      Tetracoccus
4.      Staphylococcus
5.      Akinet
6.      Heterocyst
7.      Sel vegetatif (baeost)
4.      Bintil Akar Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris)
Perbesaran 4 x 0,10
Nama Mikroba : Rhizobium sp
                                                     Keterangan:
1.      Streptococcus
2.      Akinet
3.      Heterocyst


5.      Bintil Putri Malu (Mimosa pudica)
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba: Chroococcus sp
                                                    Keterangan:
1.      Monococcus
2.      Diplococcus
3.      Akinet
4.      Heterocyst
5.      Sel vegetatif (baeost)

6.      Azzolla pinata
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba : Oscillatoria sp
                                                    Keterangan:
1.      Akinet
2.      Heterocyst
3.      Sel vegetatif (baeost)



7.      Bintil Akat Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba : Anabaena cycadae
                                                    Keterangan:
1.      Monococcus
2.      Diplococcus
3.      Tetracoccus
4.      Staphylococcus
5.      Akinet
6.      Heterocyst
7.      Sel vegetatif (baeost)







8.      Bintil Pakis Haji (Alsophila glauca)
Perbesaran 10 x 0,25
Nama Mikroba : Gleocapsa sp
                                                    Keterangan:
1.      Monococcus
2.      Diplococcus
3.      Staphylococcus
4.      Akinet
5.      Heterocyst
6.      Sel vegetatif (baeost)
E.     Pembahasan
Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak yang tumbuh tegak. Dari tanaman ini di temukan bintil akar kacang hijau (Vigna radiata), yang kemudian diamati melalui mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25. Dari pengamatan ini tampak mikroba Anabaena sp yang dapat berperan penting dalam menambat nitrogen dan bersimbiosis dengan paku air. Dari hasil pengamatan di peroleh beberapa bentuk dari Anabaena sp yaitu bentuk streptococcus, yaitu selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris seperti rantai. Kemudian ada yang berbentuk tetracoccus yaitu selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel. Dari bagian-bagian sel pada Anabaena sp terdapat beberapa bagian dari sel, diantaranya adalah: akinet, heterocyst dan sel vegetatif/ baeost. Akinet adalah bagian sel untuk pertahanan diri. Heterocyst adalah sel berdinding tebal untuk menambat nitrogen. Sel vegetatif/baeost adalah sel yang merupakan hasil dari reproduksi.
Penyebab air genangan berwarna hijau yaitu karena terdapat kelebihan nutrisi ditambah dengan tingginya kadar nitrat, fosfat dan amoniak. Substrate yang memiliki nutrisi yang berlebihan merupakan penyebab utama dari munculnya alga bloom. Dari air genangan berwarna hijau yang diamati dengan perbesaran 10 x 0,25 pada mikroskop ini terdapat bakteri Chroococcus sp yang sering di jumpai pada air kolam yang tenang dan dalam peranan ekosistem Chroococcus sp ini dapat berperan sebagai produsen bagi zooplankton, udang dan beberapa ikan kecil. Dari hasil pengamatan di peroleh beberapa bentuk Chroococcus sp dengan bentuk tetracoccus, yaitu selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel. Streptococcus yaitu selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris seperti rantai. Dan vibrio yaitu bakteri yang bentuknya seperti koma. Terdapat pula bagian sel yang di sebut akinet yaitu sebagai pertahanan diri, heterocyst yaitu sel yang berdinding tebal untuk memfiksasi nitrogen bebas dan sel vegetatif yaitu sel hasil dari reproduksi.
Selaput lendir pada tembok yang basah merupakan salah satu contoh ganggang hijau-biru. Ganggang ini disebut makhluk hidup perintis karena dapat hidup di tempat-tempat makhluk hidup lain tidak dapat hidup. Lendir pada tembok yang basah ini kemudian diamati pada mikroskop dengan perbesaran 4 x 0,10 dan terdapat mikroba Gleocapsa sp. Gleocapsa sp ini berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang–kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa sp terdapat pada batuan yang lembab atau pada air. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh Gleocapsa sp dengan bentuk diplococcus yaitu bakteri yang membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua dua, monococcus yaitu bakteri yang hanya terdiri dari satu sel, tetracoccus yaitu selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel dan staphylococcus yaitu membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur. Terdapat pula bagian sel yang disebut akinet yaitu sebagai pertahanan diri, heterocyst yaitu sel yang berdinding tebal untuk memfiksasi nitrogen bebas dan sel vegetatif yaitu sel hasil dari reproduksi.
Tanaman kacang-kacangan atau legum adalah tanaman yang unik,contoh tanaman ini adalah kacang panjang. Di bintil akar kacang panjang inilah terdapat Rhizobium sp yang hidup menumpang di akar kacang-kacangan. Bintil akar kacang panjang yang telah di amati terdapat bakteri Rhizobium sp. Rhizobium sp memiliki kemampuan luar biasa yang tidak banyak dimiliki oleh mikroba lain, yaitu kemampuan untuk menambat Nitrogen langsung dari udara. Rhizobium sp terdapat dalam bentuk streptococcus. Pengamatan yang dilakukan pada mikroskop dengan perbesaran 4 x 0,10 ini memiliki bagian sel yang berupa akinet yaitu sebagai pertahanan diri, heterocyst yaitu sel yang berdinding tebal untuk memfiksasi nitrogen bebas dan sel vegetatif yaitu sel hasil dari reproduksi.
Mikoriza merupakan jamur yang terdapat pada bintil akar Mikoriza berfungsi sebagai penambat unsur P. Mikoriza tumbuh pada akar tanaman, kemudian Mikoriza akan bersimbiosis dengan tanaman dan simbiosis tersebut merupakan simbiosis mutualisme, dimana Mikoriza menyediakan unsur P (fosfor) bagi tanaman dan tanaman menyediakan tempat hidup dan nutrisi yang di butuhkan Mikoriza. Bintil putri malu atau Mimosa pudica yang berhasil diamati dengan mikroskop pada perbesaran 10 x 0,25 terdapat bakteri dengan bentuk monococcus yaitu bakteri yang hanya terdiri dari satu sel dan diplococcus yaitu bakteri yang membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua dua. Bagian dari sel yang diamati yaitu bagian sel berupa akinet yaitu sebagai pertahanan diri, heterocyst yaitu sel yang berdinding tebal untuk memfiksasi nitrogen bebas dan sel vegetatif yaitu sel hasil dari reproduksi.
Tumbuhan paku air atau Azzolla pinata yaitu tumbuhan yang mengapung pada air tergenang terutama di sawah, bentuknya dapat berupa segitiga dan segiempat. Tumbuhan ini telah di amati selnya pada perbesaran 10 x 0,25 melalui mikroskop. Dari pengamatan ini terdapat bakteri Oscillatoria sp dengan bagian sel berupa akinet sebagai pertahanan diri, heterocyst bagian yang berfungsi dalam fiksasi nitrogen ke dalam tanaman dan sel vegetatif yaitu sel yang di hasilkan dri proses reproduksi.
Tanaman kacang-kacangan atau legum adalah tanaman yang unik,contoh tanaman ini adalah kacang tanah. Bintil akar kacang tanah (Arachis hypogea) pada perbesaran 10 x 0,25 dengan mikroskop terdapat Anabaena cycadae yang dapat berperan penting dalam menambat nitrogen dan bersimbiosis dengan paku air. Dengan bentuk bakteri monococcus yaitu bakteri yang hanya terdiri dari satu sel, diplococcus yaitu bakteri yang membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua-dua, tetracoccus yaitu selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel, dan staphylococcus yaitu membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur. Bentuk bagian selnya yaitu berupa akinet sebagai pertahanan diri, heterocyst bagian yang berfungsi dalam fiksasi nitrogen ke dalam tanaman dan sel vegetatif yaitu sel yang di hasilkan dri proses reproduksi.
Pakis haji adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang masuk dalam marga Cycadaceae. Bintil pakis haji dengan perbesaran 10 x 0,25 pada mikroskop terdapat Gleocapsa sp ini berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang–kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa sp terdapat pada batuan yang lembab atau pada air. Dengan bentuk monococcus yaitu bakteri yang hanya terdiri dari satu sel, diplococcus yaitu bakteri yang membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua-dua dan staphylococcus yaitu membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur. Dengan bentuk bagian sel berupa akinet sebagai pertahanan diri, heterocyst bagian yang berfungsi dalam fiksasi nitrogen ke dalam tanaman dan sel vegetatif, sel yang di hasilkan dari proses reproduksi.
Nitrifikasi diperlukan bakteri ( NS,NC dan NB) Bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus. Nitrobacter mengubah amoniak jadi nitrat yang berjalan secara aerob ( butuh aerasi ditanah oleh karenanya tanah harus digemburkan agar terbentuk banyak nitrat). Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi. Amoniak NH3 diubah menjadi nitrit HNO2 oleh NS dan NC disebut nitritasi lalu Nitrit diubah lagi Nitrat HNO3 oleh bakteri NB (Nitrobacter) Nitratasi. Kemudian nitrat diserap oleh tumbuhan. Karena Nitrogen ditanah hanya bisa diserap dalam bentuk nitrat (Amoniak, Nitrit tidak bisa diserap). Selain melalui petir juga melalui fikasasi. Fikasasi itu pengikatan langsung Nitrogen di udara oleh mikroorganisme. Fiksasi (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium pasteurianum, Nostoc, Anabaena). Rhizobium bersimbiosis dengan kacang kacangan membentuk bintil akar yang sebenarnya bintil itu karena infeksi bakteri Rhizobium leguminosorum, yang berguna bagi kacang karena punya kemampuan memfiksasi Nitrogen dari udara untuk dipersembahkan ke kacang dalam pertumbuhannya, sehingga petani tidak perlu lagi memberi pupuk (Urea atau NPK) karena ada persediaan nitrogen dari udara. Anabaena bersimbiosis dengan Paku air Azolla dan Pakis haji Cycas rumpii. Azotobacter, Clostridium dan Nostoc soliter hidupnya.
F.     Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap bintil akar kacang hijau terdapat bakteri Anabaena sp dengan bentuk bakteri streptococcus, tetracoccus. Pada pengamatan terhadap air genangan terdapat Chroococcus sp dengan bentuk bakteri tetracoccus, streptococcus dan vibrio. Pengamatan pada lendir terdapat Gleocapsa sp dengan bentuk diplococcus, monococcus, tetracoccus dan streptococcus. Pengamatan bintil akar kacang tanah terdapat Rhizobium sp dengan bentuk bakteri streptococcus. Pengamatan pada bintil akar putri malu terdapat bentuk monococcus dan diplococcus. Pengamatan pada Azzolla pinata terdapat Oscillaria. Pada bintil akar kacang tanah terdapat mikroba Anabaena cycadae dengan bentuk monococcus, diplococcus, tetracoccus dan steptococcus. Pada bintil akar pakis terdapat bentuk bakteri monococcus, diplococcus dan streptococcus.

0 komentar: