Laporan Praktikum Bryophyta
A.
Tujuan
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan lumut. Mengetahui ciri yang
membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica serta mengetahui contoh
tumbuhan lumut yang mewakili kelas musci dan hepatica.
B.
Dasar
Teori
Fungi
(jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri – ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya.
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan
pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselum yang menyusun jalinan-jalinan
semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa umumnya
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa
yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma (Izmiulfa, 2012).
Lumut
daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersiar kemana mana. lumut itu
dapat tumbuh di atas tanah-tanah yang gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan di atas pasing yang bergerak pun tumbuhan ini dapat hidup.
Selain itu lumut dapat pula kita temukan di antara rumput-rumput, di atas
cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang ada pada daun-daun
pohon-pohonan, di rawa-rawa, tetapi jarang dalam air. Mengingat tempat
tumbuhnnya yang bermacam-macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya
menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula (Kimball, 1987).
Tumbuhan
lumut mempunyai daur hidup yang terdiri atas generasi sporofit (generasi yang
menghasilkan spora) dan generasi gametofit (generasi yang menghasilkan gamet).
Generasi gametofit tumbuhan lumut memiliki ukuran yang lebih besar sehingga
dapat di amati dengan mata telanjang. Perlu dikatahui juga bahwa generasi
gametofit (haploid) erupakan generasi dominan pada tumbuhan lumut. Sporofit
umumnya lebih kecil dan daur hidupnya lebih singkat. Generasi
gametofit : pembentukan gamet (tumbuhan lumut-
arkegonium+anteridium-ovum+sperma-zigot). Generasi sporofit: pembentukan spora
yaitu: sporogonium-spora–protonema (Prowel, 2010).
C.
Metode
Percobaan
1. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan dalam percobaan ini adalah:
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan adalah pensil, papan seksi, pensil warna dan lup.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: lumut daun (Pogonatum cirrhatum), (Andreae rupestris), (Funaria hygrometrica), (Polytrichum commune), (Sphagnum sp), (Marchanthia polymorpha).
2. Cara
Kerja
Adapun
langkah kerja yang dilakukan adalah:
a. Mengambil
sampel dan meletakkannya di atas papan seksi.
b. Mengamati
bagian-bagian dari lumut Bryophyta.
c. Menggambarkan
struktur dari lumut.
d. Melakukan
percobaan yang sama terhadap spesies lumut yang lain.
e. Mengklasifikasikan
spesies yang telah diamati.
3. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Senin/ 14 Januari 2013
Pukul : 15.00-17.00 wita
Tempat : Laboraturium Biologi Dasar
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
D.
Hasil
Pembahasan
1. Pogonatum Cirrhatum
1.
Kaliptra
2.
Kapsul
3.
Filoid
4.
Batang
5.
Rhizoid
2. Andreae rupestris
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Filoid
4. Batang
5. Rhizoid
3. Funaria
hygrometrica
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Daun
4. Batang
5. Rhizoid
4. Polytrichum commune
1.
Kaliptra
2. Kapsul
3. Setae
4. Filoid
5. Batang
6. Rhizoid
5. Sphagnum sp
1. Kalipra
2. Kapsul
3. Seta
4. Filoid
5. Batang
6. Rhizoid
6. Marchanthia polymorpha
1. Kalipra
2. Kapsul
3. Seta
4. Filoid
5. Batang
6. Rhizoid
E.
Pembahasan
1. Pogonatum Cirrhatum
a. Morfologi
Tumbuhan
ini mempunyai thalus seperti daun yang kecil-kecil sehingga sering disebut
lumut daun. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel yang pada lapisan atasnya
mengandung banyak klorofil dan tersusun menurut panjang daun serta merupakan
jaringan asimilasi.
Dari
hasil pengamatan di dapat bagian kaliptra yang merupakan tudung bagian atas
yang berfungsi untuk melindungi kapsul spora. Kapsul spora merupakan wadah atau
tempat spora berkumpul. Filoid merupakan bagian dari lumut yang menyerupai
daun. Batang pada tumbuhan lumut ini sudah bisa di bedakan walaupun sifatnya
masih semu. Batang merupakan perantara lewatnya zat-zat yang diperlukan oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis. Rhizoid pada tumbuhan ini sudah ada dan
berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Lumut
berkembangbiak dengan spora, Spora tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi
Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan
sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan
zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan
menghasilkan spora.
d. Peranan
Sebagai
komponen pembentuk tanah gambut.
e. Habitat
Hidup
di rawa-rawa atau biasanya terdapat dalam air.
f. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Politrichaceae
Genus : Pogonatum
Species :
Pogonatum Cirrhatum (Gembong, 1989)
2. Andreae rupestris
a. Morfologi
Tanaman
ini merupakan tumbuhan yang berwarna hijau sampai kehitaman sehingga sering
juga disebut rumput padat. Batangnya tegak dan percabangannya tidak teratur.
Rhizoidnya merupakan bantalan yang berada di dasar untuk proses penyerapan
unsur hara. Filoid sebagai bentuk yang menyerupai daun. Kapsul merupakan wadah
untuk perkumpulan spora. Kalipra yang merupakan pelindung bagian atas dari
kapsul.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
d. Peranan
Sebagai
komponen utama pembentuk tanah gambut.
e. Habitat
Hidup
dipermukaan batu di daerah pegunungan.
f. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Andreales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andrea
Spesies : Andrea
rupestris (Gembong, 1989)
3. Funaria
hygrometrica
a. Morfologi
Funaria hygrometrica merupakan
jenis umum dari lumut air yang tumbuh di tanah lembab, dinding lembab dan
celah-celah batu. Morfologi dari tumbuhan ini adalah memiliki Kalipra untuk
melindungi kapsul bagian atas. Kapsul sebagai tempat spora berkumpul. Daun atau
seta merupakan bentuk yang menyerupai bentuk daun pada tumbuhan umumnya.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut: spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada
protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya.
d. Peranan
Dapat
digunakan sebagai perhiasan, dekorasi dan penghias ruangan.
e. Habitat
Habitatnya
berada di tempat yang lembab dan kurang terkena cahaya langsung.
f. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Funariales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Spesies : Funaria
hygrometrica (Gembong, 1989)
4. Polytrichum commune
a. Morfologi
Secara
morfologi tanaman ini memiliki bentuk tubuh yang menyerupai tanaman tingkat
tinggi, memiliki daun semu. Terdapat kaliptra seta yang merupakan tangkai
kaliptra serta rhizoid yang menyerupai akar.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Tumbuhan
ini memiliki alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium, pada musci
alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung-ujung
cabangnya.
d. Peranan
Dapat
menjadi bahan dalam pembentukan kasur dan sebagai bahan dekorasi atau perhiasan
pada tanaman hias.
e. Habitat
Hidup
di lahan yang basah, lembab, pada bebatuan yang basah dan jarang terkena sinar
matahari.
f. Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Divisi :Bryophyta
Class :Polytricopsida
Divisi :Bryophyta
Class :Polytricopsida
Ordo :Polytrichales
Famili :Polytrichaceae
Genus :Polytricha
Spesies :Polytricha
commune (Gembong, 1989)
5. Sphagnum sp
a. Morfologi
Secara
morfologi lumut ini juga memiliki daun yang lebar berawarna hijau, pada bagian
atas terdapat kaliptra , dan dibawahnay terdapat kapsul sebagai tempat
penyimpanan spora, pada bagian bawahnya terdapat rhizoid.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Sistem
reproduksi dari lumut ini, secara aseksula dan seksual dmana fase seksual lebih
lama daripada fase aseksual, fase pertama yaitu fase gametofit, dmana gamet
muda menghasilkan anteridium dan arkegonium kemudian terjadi ferilisasi,
kemudian menghasilkan zigot , kemudian tumbuhan muda, dari sini dihasilkan
spora dari kaliptra.
d. Peranan
Lumut
ini memiliki peranan penting, dalam menjaga kelembapan udara dan pengikat air.
e. Habitat
Lumut
ini dapat ditemukan pada melekat pada cadas, dan ada yang melekat pada pepohonan.
f. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum
sp (Gembong, 1989)
6. Marchanthia polymorpha
a. Morfologi
Secara
morfologi Merchantia polymorpha tumbuh menempel di atas
permukaan tanah, pohon atau tebing yang lembab. Memiliki arkegoniofor sebagai
penunjang untuk arkegonium, memiliki thallus berupa lembaran-lemabaran jaringan
yang permukaan atasnya berbeda dengan permukaan bawahnya, permukaan atasnya
memiliki struktur modular yang membentuk sel komples yang berfungsi
fotosintesis.
b. Anatomi
Memiliki
kulit batang sphagnum yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan
sel kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang
memiliki liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
c. Reproduksi
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut: spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada
protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya.
d. Peranan
Sebagai
komponen pembentuk lahan gambut, sebagai bahan bakar dan dapat berperan sebagai
perhiasan dekorasi.
e. Habitat
Habitat
berada di tempat yang sedikit terdapat sinar matahari dan pada daerah yang
lembab.
f. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia
polymorpha (Gembong, 1989)
F.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: Ciri-ciri dari tumbuhan
lumut adalah memiliki daun semu, batang semu, rhizoid, seta dan kaliptra serta
ada beberapa lumut yang tidak memiliki bagian tersebut. Lumut berkembangbiak
secara seksual dan aseksual, umumnya ditemukan di tempatyang lembab atau basah.
Hal
utama yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica yaitu lumut hati
atau hepatica memiliki bentuk yang menyerupai seperti thallus serta masih banyak
yang menempel pada substratnya, sedangkan pada kelas musci tumbuhan ini sudah
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sudah memiliki daun semu, batang semu, dan
terdapat kaliptra serta seta yang merupakan tangkai kaliptra.
Contoh
yang mewakili lumut hati (hepatica) dan lumut daun (musci) antara lain, Marchantia poliymorpha, Polytrichum commune,
Andreaaea petrophila, Pogonatum cirrathum, Funaria hygrometricum dan Sphagnum
sp.
G.
Daftar
Pustaka
Kimball, John W.
1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Sianipar, Prowel. 2010.
Biologi. Yogyakarta: PUSTAKA BOOK
PUBLISHER
tumbuhan-lumut-bryophyta.html
(17 Januari 2013)
Tjitrosoepomo Gembong. Taksonomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta:
Gajah
Mada
University Press. 1989
0 komentar: