Laporan Praktikum Reaksi Perubahan Warna
A.
Tujuan
Adapun
tujuan dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati dan
mengenal reaksi perubahan warna pada protein dengan beberapa reagen uji.
B.
Dasar
Teori
Kata
protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat
dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan
yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber
protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum,
jagung dan buah-buahan (Anna, 1994).
Uji
benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi,
namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict (Lehninger, 1982).
Protein
mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan
mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan
terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini
didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein
menjadi senyawa intro yang berwarna kuning (Page, 1997).
C.
Metode
Praktikum
1. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: tabung reaksi, sikat tabung,
pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: larutan protein (albumin putih
telur, kasein, asam amino), fenol, NaOH, CuSO4, HNO3,
millon, NaNO3, larutan ninhidrin, aquadest dan air kran.
2. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Senin/ 14 Januari 2013
Waktu : 13.00-15.00 Wita
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
3. Cara
Kerja
a. Uji
Biuret
1. Menuangkan
2cc larutan albumin di dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 cc
NaOH dengan menggunakan pipet tetes.
2. Menambahkan
lagi 2-3 tetes larutan CuSO4, lalu di reaksikan.
3. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
4. Melakukan
perlakuan yang sama pada pepton, kasein, gliseril, tirosin dan fenol.
b. Uji
Xantoprotein
1. Menuangkan
2 ml larutan pepton ke dalam tabung reaksi, kemudian menambahkan dengan 1 ml
HNO3 pekat.
2. Memanaskan
di atas pembakar bunsen selama 1 menit.
3. Menambahkan
NaOH 40% ke dalam tabung perlahan-lahan.
4. Melakukan
penambahan sampai terjadi perubahan warna.
5. Mengamati
perubahan warna.
6. Melakukan
percobaan yang sama terhadap albumin, kasein, glisin, tirosin dan fenol.
c. Uji
Millon
1. Menuangkan
2 ml pepton pada tabung reaksi.
2. Menambahkan
beberapa tetes Millon.
3. Mereaksikannya
dengan mengaduk sampai terdapat endapan putih.
4. Memanaskan
dengan menggunakan bunsen.
5. Menambahkan
NaNO3 setelah dingin.
6. Mengamati
perubahan warna.
7. Melakukan
percobaan yang sama pada albumin, kasein, glisin, tirosin dan fenol.
d. Uji
Ninhidrin
1. Menuangkan
3 ml larutan protein pada tabung reaksi.
2. Menambahkan
10 tetes larutan ninhidrin.
3. Memanaskan
1-2 menit dengan menggunakan bunsen.
4. Mendiamkan
hingga dingin.
5. Mengamati
perubahan warna.
8. Melakukan
perlakuan yang sama pada kasein, glisin, tirosin dan fenol.
e. Uji
Sulfur
1. Menuangkan
1 cc larutan protein pada tabung reaksi.
2. Menambahkan
dengan 1 cc NaOH 40%.
3. Memanaskan
selama 1 menit dengan menggunakan pembakar bunsen.
4. Menambahakan
1 tetes Pb asetat.
5. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
6. Melakukan
hal yang sama pada kasein, glisin, tirosin dan fenol.
D.
Hasil
Pengamatan
1. Uji
Biuret
No.
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
+
-
|
Warna
|
1
|
Peptone
|
|
Biru keunguan
|
2
|
Albumin
|
|
Ungu
|
3
|
Kasein
|
|
Biru
|
4
|
Gliserin
|
|
Coklat
|
5
|
Tirosin
|
|
Biru
|
6
|
Fenol
|
|
Biru
|
|
|
|
|
2. Uji
Xantoprotein
No.
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
+
-
|
Warna
|
1
|
Peptone
|
|
Biru keunguan
|
2
|
Albumin
|
|
Ungu
|
3
|
Kasein
|
|
Biru
|
4
|
Gliserin
|
|
Coklat
|
5
|
Tirosin
|
|
Biru
|
6
|
Fenol
|
|
Biru
|
3. Uji
Millon
No.
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
+
-
|
Warna
|
1
|
Peptone
|
|
Biru keunguan
|
2
|
Albumin
|
|
Ungu
|
3
|
Kasein
|
|
Biru
|
4
|
Gliserin
|
|
Coklat
|
5
|
Tirosin
|
|
Biru
|
6
|
Fenol
|
|
Biru
|
4. Uji
Ninhidrin
No.
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
+ -
|
Warna
|
1
|
Peptone
|
|
Biru keunguan
|
2
|
Albumin
|
|
Ungu
|
3
|
Kasein
|
|
Biru
|
4
|
Gliserin
|
|
Coklat
|
5
|
Tirosin
|
|
Biru
|
6
|
Fenol
|
|
Biru
|
5. Uji
Sulfur
No.
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
+
-
|
Warna
|
1
|
Peptone
|
|
Biru keunguan
|
2
|
Albumin
|
|
Ungu
|
3
|
Kasein
|
|
Biru
|
4
|
Gliserin
|
|
Coklat
|
5
|
Tirosin
|
|
Biru
|
6
|
Fenol
|
|
Biru
|
E.
Pembahasan
1. Uji
Biuret
Prinsip
dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa CuSO4
pada suasana basa sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru ke unguan
dan ungu.
Komposisi
dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi pada
suhu yang tinggi. Fungsi dari reagen ini adalah untuk mendeteksi keberadaan
asam amino dalam suatu sampel uji. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa
albumin dan pepton berreaksi positif, hal ini di tunjukkan dengan warna yang
dihasilkan yaitu ungu dan biru keunguan. Sedangkan kasein, gliserin, tirosin
dan fenol berreaksi negatif dengan menunjukkan warna biru pada kasein, tirosin
dan fenol sedangkan pada gliserin berwarna coklat. Uji ini dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk menguji adanya protein dalam darah atau dalam
urin seseorang.
2. Uji
Xantoprotein
Prinsip
ini menggunakan prinsip nitrasi inti benzena oleh asam nitrat pekat, sehingga larutan
dapat berwarna.
Reaksi
yang terjadi pada uji xantoprotein menghasilkan turunan nitro benzena berwarna
biru keunguan dan biru. Fungsi dari uji xantoprotein ini adalah untuk menguji
keberadaan asam amino yang mengandung inti benzena pada gugus sampingnya,
seperti: tirosin, triptofan dan fenilalanin. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan diperoleh pepton dan albumin bereaksi positif, hal ini dibuktikan
dengan hasil reaksi yang berwarna biru keunguan untuk reaksi pada pepton dan
ungu pada reaksi albumin. Sedangkan kasein, tirosin dan fenol bereaksi positif
dengan warna biru dan gliserin bereaksi negatif dengan berwarna coklat. Uji
xantoprotein ini dapat di gunakan dalam menguji kandungan asam amino tirosin,
triptofan dan fenilalanin atau asam amino yang mengandung inti benzena pada
gugus sampingnya dalam suatu protein.
3. Uji
Millon
Uji
Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jika
larutan ini ditambahkan protein yang mengandung asama amino dengan rantai
samping gugus fenolik, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna putih yang
dapat berubah menjadi merah ketika di panaskan.
Endapan
yang dibentuk setelah penambahan reagen millon pada larutan protein, dimana Hg
yang larut pada NaNO3 akan teroksidasi menjadi Hg+. Ion
ini kemudian akan membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin. Untuk
membuktikan kandungan asam amino dengan uji Millon diperoleh bahwa albumin
berwarna ungu dan menghasilkan endapan sedangkan pepton berwarna biru keunguan
tanpa endapan. Untuk percobaan terhadap kasein, tirosin dan fenol menghasilkan
reaksi negatif dengan warna biru dan gliserin dengan warna coklat, hal ini
seharusnya menunjukkan adanya reaksi positif tetapi hasil yang di peroleh
adalah negatif. Hasil yang negatif ini peroleh dengan penambahan millon yang
terlalu banyak.
4. Uji
Ninhidrin
Pada
uji ninhidrin pepton dan albumin menghasilkan reaksi positif dengan membentuk
warna biru keunguan dan ungu. Sedangkan pada kasein, tirosin dan fenol terjadi
reaksi negatif dengan warna biru dan coklat untuk gliserin. Asam amino bebas
adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat. Berdasarkan hasil reaksi
positif yang diperoleh telah membuktikan bahwa pepton dan albumin dapat
bereaksi dengan ninhidrin sehingga pepton dan albumin memiliki gugus amino
bebas. Sedangkan uji kasein, tirosin, fenaol dan gliserin menghasilkan reaksi
yang negatif, hal ini menandakan bahwa penambahan ninhidrin yang berlebihan
dapat membuat warna menjadi lebih pekat. Dan dapat simpulkan bahwa uji
ninhidrin dapat digunakan dalam penentuan asam amino secara kuantitatif.
5. Uji
Sulfur
Uji
ini digunakan untuk menentukan adanya senyawa belerang atau sulfur pada asam
amino yang berupa sistin dan metionin. Larutan yang positif mengandung gugus
belerang ditandai dengan perubahan warna ataupun endapan berwarna hitam.
Berdasarkan hasil percobaan di peroleh bahwa pepton dan albumin terjadi reaksi
positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol terjadi reaksi negatif.
Dengan
demikian albumin dan pepton mengandung sistin dan mentionin yang merupakan asam
amino yang mengandung gugus belerang (S). Endapan yang dihasilkan adalah PbS
yang merupakan hasil reaksi antara Pb asetat dengan asam amino. Peran NaOH
adalah untuk memutuskan ikatan S, sehingga S dapat berikatan dengan Pb asetat
membentuk PbS atau endapan. Sedangkan Pb berperan sebagai donor untuk Pb+.
F.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang diperoleh adalah dari percobaan yang dilakukan untuk
membuktikan kandungan asam amino dengan melakukan uji biuret : pepton dan
albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol
mengalami reaksi negatif. Uji Xantoprotein diperoleh bahwa pepton dan albumin
mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol
mengalami reaksi negatif. Uji Millon diperoleh bahwa pepton dan albumin
mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol
mengalami reaksi negatif. Uji Ninhidrin diperoleh bahwa pepton dan albumin
mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol
mengalami reaksi negatif. Uji Sulfur diperoleh bahwa pepton dan albumin
mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol
mengalami reaksi negatif. Protein dan asam amino memberikan reaksi yang khas, bukan hanya bagi
gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung
di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga
asam amino yang menjadi penyusunnya.
G.
Kesimpulan
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Page, D.S. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta:
Erlangga
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
0 komentar: