Laporan Praktikum Amphibia
A.
Tujuan
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
struktur morfologi dan anatomi dari kelas amphibia.
B.
Dasar
Teori
Amphibia
adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
(tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis
dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (ampfibius dan
bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfhibia tetap mempunyai
insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik
luar, kulit biasanya tipis dan basah (Mukayat, 1989).
Ciri-ciri
amphibi yaitu memiliki 3 ruang jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 1
ventrikel. Sirkulasi amphibi disebut sebagai sirkulasi ganda tertutup, yaitu
ganda yang berarti dua kali melewati jantung dan tertutup yang artinya darah
tidak keluar dari pembuluh darah. Amphibia bersuhu poikilotermis artinya
mempunyai suhu yang berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Amphibi mempunyai
selaput pada kaki “selaput natataria” yang berfungsi untuk berenang, juga
memiliki selaput pada mata “selaput niktitans” berfungsi untuk melindungi mata
dari gesekan air (Prowel, 2010).
Amphibi
merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan
bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal,
jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam
efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Kimball, 1999).
Amphibi
hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk hewan
poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan
atau kepala, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan
epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis
(biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan kuning) tepat dibawah epidermis.
Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Penghubung
antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, di kanan kiri tulang vomer
yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut dengan rongga telinga disebut
Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang belakang).
Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit (Abed, 2012).
C.
Metode
Praktikum
1. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, papan seksi, alat bedah, jarum
pentul, toples.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak sawah (Rana cancarivora), clorofrom, dan kapas.
2. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Rabu/16 Januari 2013
Pukul : 10.00-12.00 wita
Tempat : Laboraturium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
3. Cara
Kerja
Adapun
langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
a. Memasukkan
katak pada toples yang berisi clorofrom dan kapas.
b. Mengambil
katak yang ada dalam toples dan meletakkannya dengan menggunakan jarum pentul.
c. Mengamati
bagian morfologi katak dan menggambarkannya.
d. Membedah
bagian dalam katak (anatomi) dan mengamati struktur sistem respirasi,
reproduksi, pencernaan dan sirkulasi.
e. Menggambarkan
bagian anatomi katak beserta keterangan.
D.
Hasil
Pengamatan
1. Morfologi
(Rana cancarivora)
Keterangan:
1.
Kepala
2.
Lubang hidung
3.
Mata (Visus)
4.
Membran tymphani
5.
Lengan atas
6.
Lengan bawah
7.
Digiti
8.
Paha
9.
Kaki
2.
Anatomi
Keterangan:
1.
Mulut 8. Empedu
2.
Esophagus 9. Paru-paru
3.
Lambung 10. Ginjal
4.
Usus kecil 11. Pankreas
5.
Usus besar 12. Ovaduct
6.
Jantung 13. Kandung
kemih
7.
Hati 14.
Kloaka
E.
Pembahasan
1. Rana cancarivora
a. Morfologi
Struktur
morfologi Rana cancarivora adalah memiliki
sepasang mata yang terdiri atas selaput niktitans yang berfungsi untuk
melindungi mata dari gesekan air. Hidung pada katak di gunakan ketika melakukan
pernapasan menggunakan paru-paru. Katak memiliki membran tymphani yang
digunakan sebagai alat pendengaran pada katak. Katak dapat bergerak dengan
anggota gerak bagian depan (anterior) dan anggota gerak bagian belakang
(posterior) yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, paha atas, betis dan
jari-jari. Anggota gerak ini digunakan katak untuk bergerak atau menempel pada
tempat yang lembab, pada kaki katak terdapat selaput yang di sebut selaput
natataria yang digunakan katak untuk berenang ketika berada di dalam air.
b. Struktur
Anatomi
Adapun
struktur anatomi katak adalah semua organ yang terdapat di dalam bagian tubuh
katak yang terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus kecil, usus besar,
paru-paru, jantung, ginjal, hati, empedu, pankreas, kandung kemih, oviduct dan
kloaka. Dari organ anatomi katak ini terdapat sistem yang di bentuk dari kerja
organ secara bersamaan, yaitu: sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem
reproduksi dan sistem pencernaan.
c. Sistem
Respirasi
Sistem
respirasi pada katak dapat berupa paru-paru ketika di darat, adapun sistemnya
adalah: udara masuk melalui lubang hidung, kemudian melewati trakea dan sampai
ke paru-paru, kemudian setelah proses masuknya udara ke dalam tubuh (inspirasi)
udara yang dipakai dalam proses metabolisme dan aktivitas organ tubuh katak
akan menghasilkan karbondioksida yang akan dikeluarkan dalam proses ekspirasi
yaitu udara dari seluruh tubuh akan dibawa dari paru-paru melewati trakea dan
keluar melalui lubang hidung.
d. Sistem
Sirkulasi
Sistem
sirkulasi pada katak yaitu sistem sirkulasi ganda tertutup, artinya ganda
adalah dua kali melewati jantung dan tertutup artinya darah tidak keluar dari
pembuluh darah. Sistem sirkulasi pada katak ini dimulai dari darah yang
mengalir dalam tubuh membawa karbondioksida hasil metabolisme dan aktivitas sel
lainnya, kemudian darah akan masuk ke dalam atrium kanan dan mengalir ke
ventrikel kemudian dari ventrikel darah di pompa ke paru-paru untuk pertukaran
karbondioksida dengan oksigen. Darah yang banyak mengandung oksigen akan di
pompa kembali ke atrium kiri dan mengalir ke ventrikel kemudian di pompa ke
seluruh tubuh pada katak untuk kebutuhan metabolisme dan aktivitas tubuh
lainnya.
e. Sistem
Reproduksi
Sistem
reproduksi pada katak betina adalah dengan menghasilkan sel telur yang
dikeluarkan oleh oviduct. Sedangkan pada jantan terdapat testis yang
menghasilkan sel sperma. Vertilisasi pada katak terjadi di luar tubuh (vertilisasi
eksternal) sehingga pertemuan sel telur dan sel sperma terjadi di dalam air
kemudian berkembang menjadi individu yang baru.
f. Sistem
Pencernaan
Sistem
pencernaan pada katak dimulai ketika katak menelan makanan, makanan akan di
telan melewati mulut esophagus dengan gaya peristaltik makan makanan akan di
turun sampai pada lambung. Pada lambung terjadi pencernaan dengan mekanik dan
kimia, pencernaan dengan mekanik adalah proses penghalusan makanan yang telah
di makan katak kemudian pencernaan kimia adalah proses pemecahan makanan dengan
menggunakan enzim. Setelah makanan di proses dalam lambung, akan turun ke dalam
usus kecil dimana sari-sari makanan akan di serap dan di proses untuk kebutuhan
tubuh, setelah itu makanan akan turun ke usus besar, terjadi penyerapan air
dalam jumlah besar dan dari sini akan di hasilkan sisa-sisa metabolisme yang
akan di keluarkan melalui kloaka.
F.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah: Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur morfologinya
terdiri dari mulut, mata (organum visus), hidung (nares
eksternal), jari-jari (digity), paha (femur), betis (cruz) dan kloaka. Adapun struktur anatomi
dari katak, terdiri atas kerongkongan (oesophagus), empedu (vesica
felea), hati (hepar), lambung (ventriculum), usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum
erassum), rectum, kloaka, aorta kiri, serambi kiri, pembulu nadi,
bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink, parink, trakea, bronkus, bronkiolus,
alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal, ovarium, sel telur, testis, ureter,
kantong kemih.
G. Daftar Pustaka
Sianipar, Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher
Djarubito, Mukayat. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta:
Erlangga
Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta:
Erlangga
Januari
2013)
0 komentar: