Laporan Praktikum Pteridophyta
A.
Tujuan
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
komunitas tumbuhan paku dengan melihat ciri-ciri secara morfologi.
B.
Dasar
Teori
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah
jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi–divisi yang telah
dibicarakan sebelumnya, alat perkembang–biakan tumbuhan paku yang utama adalah
spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam
dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae
(tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta,
Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta (Gembong,
1989).
Reproduksi
tumbuhan paku yaitu dengan metagenesis pergiliran reproduksi antara vegetatif
dan generatif. Terdapat klasifikasi paku berdasarkan spora yaitu homospora pada
Lycopodium, peralihan pada Equisetum dan heterospora yaitu pada Marsilea selaginela. Jenis-jenis paku
berdasarkan fungsi yaitu trofofil: steril (mandul) yang hanya digunakan untuk
proses fotosintesis, sporofil yaitu penghasil spora dan troposporofil yaitu
penghasil spora dan dapat juga berperan dalam proses fotosintesis (Prowel,
2010).
Tumbuhan
paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di
tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit),
atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar
tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma.
Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh
kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena
berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula tumbuah paku
yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi
dan daerah kering (Budiyanto, 2013).
Sama
dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembang biakannya menunjukkan
pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Gametofit
tumbuhan paku memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit
pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat
haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Bentuk dari
protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada substratnya.
Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada bagian paling sempit
dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar. Jadi, keduanya
berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya (Budiyanto, 2013).
Sporofit
pada tumbuhan paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu jika
terjadi pembuahan, maka protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak terjadi
pembuahan, maka protalium dapat bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah
yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku (Budiyanto, 2013).
C.
Metode
Praktikum
1. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah papan seksi, alat tulis dan
pensil warna.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Adiantum peruvianum, Polypodium
olycyrriza, Ptyrogramma calomenalos,
Pteris longifolia, Nephrolepis bisserata.
2. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Senin/22 Januari 2013
Waktu : 15.00-17.00 wita
Tempat : Laboraturium Biologi Dasar
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
3. Cara
Kerja
Adapun
langkah kerja yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah:
a. Mengambil
tumbuhan paku dan meletakkannya di atas papan seksi.
b. Mengamati
bagian-bagian dari tumbuhan paku.
c. Menggambarkan
bagian dari tumbuhan beserta keterangannya.
D.
Hasil
Pengamatan
1. Adiantum
peruvianum
Keterangan:
1. Daun
2. Batang
3. Akar
(rhizoid)
4. Spora
2. Polypodium
olycyrriza
Keterangan:
1. Daun
2. Batang
3. Akar
(rhizoid)
4. Spora
3. Ptyrogramma
calomenalos
Keterangan:
1. Daun
2. Batang
3. Akar
(rhizoid)
4. Spora
4. Pteris
longifolia
Keterangan:
1. Daun
2. Batang
3. Akar
(rhizoid)
4. Spora
5. Nephrolepis
bisserata
Keterangan:
1. Daun
2. Batang
3. Akar
(rhizoid)
4. Spora
E.
Pembahasan
1. Adiantum peruvianum
a. Morfologi
Tumbuhan
paku ini merupakan tumbuhan populer yang sekarang digunakan sebagai hiasan
ruangan atau taman. Adiantum peruvianum
telah diamati memiliki bagian berupa daun, batang, akar dan spora. Bentuk daun
dari tumbuhan paku ini tidak memanjang, melainkan cenderung membulat, daun
berfungsi dalam proses fotosintesis yang mengandung klorofil dan juga sebagai
tempat melekatnya spora. Pada tumbuhan ini sudah di kenal bagian batang yang
telah memiliki berkas pembuluh angkut, sehingga batang berfungsi dalam proses penyerapan
unsur hara dari dalam tanah ke bagian daun untuk selanjutnya melakukan proses
fotosintesis. Akar pada tanaman ini berbentuk serabut yang tumbuh dari rimpang.
Spora merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan ini yang sifatnya dispersi
atau menyebar.
b. Reproduksi
Reproduksi
dengan menggunakan spora. Spora merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan
ini yang sifatnya dispersi atau menyebar. Sporanya terlindung oleh sporangium
yang dilindungi oleh indisium.
c. Peranan
Adapun peranannya
adalah sebagai hiasan ruangan atau hiasan taman.
d. Habitat
Adapun
habitatnya adalah pada daerah tropika, pada tanah yang lembab, gambut dan
kaya akan bahan organic (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih
disukainya.
e. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum
peruvianum (Gembong, 1989)
2. Polypodium olycyrriza
a. Morfologi
Dari
hasil pengamatan terhadap Polypodium
olycyrriza terdapat daun, batang, akar atau rhizoid dan spora. Bentuk daun
pada tumbuhan ini berbentuk delta memanjang peruratannya bercabang serta
tekstur helaiannya tipis. Pada tumbuhan ini sudah di kenal bagian batang yang
telah memiliki berkas pembuluh angkut. Akar pada tanaman ini berbentuk serabut
yang tumbuh dari rimpang, berfungsi sebagai organ tumbuhan yang menyerap unsur
hara dari dalam tanah. Spora merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan ini
yang sifatnya dispersi atau menyebar. Sporanya terlindung oleh sporangium yang
dilindungi oleh indisium.
b. Reproduksi
Reproduksi
dengan menggunakan spora. Spora merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan
ini yang sifatnya dispersi atau menyebar. Sporanya terlindung oleh sporangium
yang dilindungi oleh indisium.
c. Peranan
Adapun
peranannya adalah sebagai tanaman penghias ruangan.
d. Habitat
Adapun
habitatnya adalah pada bebatuan yang lembab dan tersebar di seluruh permukaan
yang lembab.
e. Klasifikasi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Polypodium
Spesies : Polypodium
olycyrriza (Gembong, 1989)
3. Ptyrogramma calomenalos
a. Morfologi
Tumbuhan
ini memiliki daun, batang, akar atau rhizoid dan spora. Bentuk daun tumbuhan
ini adalah delta dengan ukuran anisofil berwarna hijau dengan peruratan daun
yang bercabang dan helaian daun yang tipis. Daun dapat sebagai tempat
melekatnya spora dan sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Batang
tumbuhan ini adalah bulat, panjang dan berkayu serta permukaan yang halus
dengan warna hijau dan percabangan yang dikotom. Batang pada tumbuhan ini sudah
memiliki berkas pembuluh dan sebagai penghubung antara daun dan akar dalam
proses penyerapan unsur hara dari dalam tanah. Akar merupakan bagian yang
berada di bagian terbawah tumbuhan yang berperan dalam penyerapan langsung
unsur hara dari substratnya. Spora merupakan pembiakan halus yang dihasilkan oleh
tumbuhan paku. Letak dari spora pada pityrogramma yaitu menyebar di heleian
daun, bentuk bulat.
b. Reproduksi
Spora
adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku/pakis. Spora adalah
struktur reproduksi dihasilkan oleh lonjakan lembut - pakis. Setelah masak
spora akan pecah dan menyebar, dari spora itu tumbuh individu yang baru.
c. Peranan
Adapun
peranan paku perak ini adalah sebagai tanaman hias pada ruangan atau taman.
d. Habitat
Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan epifit yang hidup di atas pohon-pohon lain tetapi bukan
tumbuhan parasit. Substrat tumbuhan ini adalah pada kulit tumbuhan lain yang
biasanya diselimuti dengan lumut.
e. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Peteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Ptyrogramma
Spesies : Ptyrogramma
calomenalos (Gembong,
1989)
4. Pteris longifolia
a. Morfologi
Tumbuhan
ini memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam
tanah (rizom) atau batang di atas tanah. Daun umumnya berukuran besar dibandingkan
dengan subdivisi lainnya dan memiliki tulang daun bercabang yang dibedakan
menjadi megafil yaitu sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang
tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Daun
mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Batang daun
sudah memiliki berkas pengangkut. Akar merupakan organ tumbuhan yang berperan
dalam penyerapan unsur hara. Spora sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan
paku yang menempel pada daun.
b. Reproduksi
Spora
adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku/pakis. Spora adalah
struktur reproduksi dihasilkan oleh lonjakan lembut - pakis. Setelah masak
spora akan pecah dan menyebar, dari spora itu tumbuh individu yang baru.
c. Peranan
Adapun
peranannya adalah sebagai tanaman hias.
d. Habitat
Tempat
tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropics.
e. Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris
longifolia (Gembong, 1989)
5. Nephrolepis bisserata
a. Morfologi
Memiliki
tangkai daun yang bersisik lembut dan sisik-sisik tersebut berwarna coklat.
Bentuk daun subur lebih besar dari daun mandul, pada daun subur bentunya lancip
dengan dasar yang berkuping. Sporanya terletak dipinggir daun. Jenis ini mudah
dibedakan dengan jenis paku lain karena letak sporanya yang tidak merata. Paku
yang menyukai dataran rendah ini memiliki daun yang berklorofil sebagai bahan
proses fotosintesis dan tempat melekatnya spora. Batang yang telah memiliki
berkas pembuluh dan sebagai penghubung antara daun dan akar dalam proses
penyerapan unsur hara serta akar yang menyerap unsur hara langsung dari dalam
tanah. Spora adalah alat perkembangbiakan yang terdapat pada tumbuhan ini.
b. Reproduksi
Spora
adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku/pakis. Spora adalah struktur
reproduksi dihasilkan oleh lonjakan lembut - pakis. Setelah masak spora akan
pecah dan menyebar, dari spora itu tumbuh individu yang baru.
c. Peranan
Tumbuhan
yang sering juga digunakan sebagai sayur dan tanaman hias.
d. Habitat
Di
alam paku ini tumbuh di tempat yang terbuka, kadang-kadang tumbuh di tempat
yang terlindung, di dataran rendah yang tidak terlalu kering. Selain hidup di
tanah, dijumpai pula di pohon-pohon palem secara epifit, dapat pula tumbuh di
sela-sela bebatuan apabila terisi dengan humus.
e. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Peteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis
bisserata (Gembong, 1989)
F.
Kesimpulan
Tumbuhan
paku merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai kormus , artinya
tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu: akar,
batang dan daun. Namun demikian tumbuhan paku belum memiliki biji, sehingga
tumbuhan ini tidak termasuk ke dalam tumbuhan tingkat tinggi seperti spermatophyta.
Daunnya berwarna hijau karena memiliki klorofil yang digunakan untuk
berfotosintesis. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Memiliki batang yang merupakan penghubung antara daun dan akar dalam proses
penyerapan unsur hara serta akar yang berfungsi dalam proses penyerapan unsur
hara. Warga tumbuhan paku amat heterogen baik ditinjau dari segi habitat maupun
cara hidupnya.
G.
Daftar
Pustaka
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah.
Yogyakarta:
GadjahMada
University.
Sianipar, Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher
x/ciri-ciri-tumbuhan-paku-pteridophyta/
(28 Januari 2013)
0 komentar: